Catatan kecil tentang perjalanan mahasiswa di MATAN Kota Malang
Selama di MATAN saya mengenal sosok-sosok yang berbeda dan berbeda yang ini yang lebih fenomenal. Dari MATAN saya dikenalkan dengan para Ulama' di Malang, termasuk juga putra-putra Ulama, dari MATAN saya belajar Thoriqoh yang dulu pernah saya di Baiat tapi masih belum faham, dari MATAN saya belajar lagi menjalankan Thoriqoh yang terorganisasi, karena selumnya hanya mengikuti JATMAN dan rutinan saja.
Dari MATAN saya mengenal para Gus yang memiliki konsisi yang hampir sama (sama-sama background pesantren dan berthoriqoh), Dari MATAN saya belajar banyak malah melalui diskusi warung kopi tentang ilmu pengetahuan, pengalaman, Thoriqoh, Suluk, salik, tasawuf, dan lainnya. Karena belajar dari teman bagi saya lebih mudah dan fleksibel dari pada belajar sendiri atau langsung pada tokoh-tokoh besar mungkin waktu tertentu saja.
MATAN Kota Malang adalah organisasi yang unik bagi saya, karena berbeda jauh dengan OMEK yang selalu mencari kader dan di MATAN malah mengeluarkan kader (kader-kader ini langsung diberi tanggungjawab di luar). Di MATAN tidak selalu harus sama thoriqohnya bahkan yang belum berthoriqoh pun bisa bergabung, asalkan manut Kyai dan Ulama'. Syaratnya berbeda dengan organisasi lain.
Di MATAN saya berproses dan belajar, dan jika ada yang bertanya lagi apa MATAN itu? Bagaimana MATAN itu? Mengapa harus MATAN? Mengapa MATAN begini? Apa manfaatnya? Maka jawabannya adalah silahkan mengenal dulu apa itu Thoriqoh, entah Qodiriyah, Naqsabandiyah, Kholidiyah, Kholwatiyah, Tijaniyah, dan lain sebagainya. Maka akan tahu esensi dan fungsinya. Dan jangan lupa pula tujuan Islam Syari'at adalah harga mati baru kemudian ber-Thoriqoh yang Mu'tabaroh.
Jikalau tidak memahami Thoriqohnya, setidaknya kenal dengan para Ulama dan Kyai, mengerti Istilah-istilah Arab yang digunakan MATAN, dan tidak ada ruginya orang yang mau belajar, tak takut bertanya, dan selalu optimis. Saya yakin ini menjadi bekal dikemudian hari, karena ingat! bekal itu belum dirasakan jika kita belum bepergian, maka persiapan dan persiapan perlu di persiapkan, sebelum kondisi serba siap akan terjadi, maka siap-siap dari sekarang. Siap-siap sebelum persiapan dan konsisi siap. Makan akan selalu siap menghadapi siapa-siapa. Wallahua'lam.
Ahsani F Rahman
Ketua Redaksi Majalah WATHON
(Warta Thoriqoh Al Mu'tabaroh An Nahdhliyah)
MATAN Kota Malang
We love you, gus :D
BalasHapuswe also loving you...
HapusMATAN luar Biasa
BalasHapusmonggo.. sae sanget....
Hapus