MATAN (Mahasiswa Ahlith
Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah), adalah organisasi mahasiswa milik JATMAN
(Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah/ Organisasi penganut
Thoriqoh di bawah Nahdlatul Ulama’) di mana di bawah pimpinan Ra’is ‘Am Al-Habib
Muhammad Luthfi bin Ali Bin Yahya sebagai pemimpin tertinggi, JATMAN telah
begitu banyak mencatatkan kinerja yang sangat luar biasa khususnya pada dekade
awal millennium ini dalam pembinaan umat Islam dan masyarakat secara umum
menuju kedamaian dan tegaknya NKRI yang kita cintai ini.
Walaupun JATMAN bukan
lembaga kebangsaan, akan tetapi nafas patriotisme dan semangat menyebarkan
kedamaian bagi seluruh alam (rahmatal lil ‘alamin), senantiasa mengiringi
perjuangannya. Wajar saja, Selama lebih dari setengah Abad organisasi ini
berdiri, apresiasi dari para pemimpin bangsa kepada Ahli Thoriqoh begitu
tingginya mengingat pencapaian perjuangan JATMAN dalam membimbing umat Islam
pada khususnya serta sumbangsihnya terhadap pergerakan-perjuangan bangsa pada
umumnya.
Kini, dalam pencapaian
visi dan misi organisasinya, MUKTAMAR JATMAN ke-11 yang dibuka secara langsung
oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Malang pada 11 Januari 2012 yang lalu
telah dideklarasikan, berdirinya MATAN (Mahasiswa Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh
An-Nahdlliyyah) sebagai salah satu ujung tombak dalam pembangunan manusia
seutuhnya melalui pembinaan mahasiswa sebagai generasi muda penerus perjuangan
bangsa.
Bukan rahasia lagi,
bahwa aliran garis keras pengatasnama agama telah lama membidik generasi muda
dalam (manifesto) perjuangannya. Penjerumusan aqidah Islam untuk kepentingan
mereka yang berujung pada kekerasan dan terorisme ini telah begitu meresahkan
umat dan bangsa. Dengan dasar pemahaman agama yang terlanjur lemah, maka
sebagian golongan pelajar dan mahasiswa (yang merasa terpikat) bergabung dan
inilah target utama bagi rekruitmen berfaham garis keras yang mengatasnamakan
agama. Maka, JATMAN terpanggil untuk berada di garda terdepan dalam menangkal
aksi kekekerasan atas nama agama ini, serta wajib untuk menjalankan pembinaan
mental spiritual bagi mahasiswa secara intensif dan komprehensif melalui MATAN.
Misi Matan
Mempertahankan pancasila
sebagai dasar ideologi NKRI dan melestarikan islam ala ahlussunnah wal jama’ah
Deskripsi
MATAN Adalah organisasi
thoriqoh kepemudaan yang awalnya adalah ide Rais Am JATMAN, sebagai upaya
mensinergikan kedalaman spiritual dan ketajaman intelektual dalam jiwa pemuda
indonesia khususnya mahasiswa. Salah satu tujuan utama di deklarasikan MATAN
adalah untuk menumbuhkan semangat cinta tanah air (nasionalisme) di kalangan
pemuda, membangkitan kembali semangat memperjuangkan Pancasila, dan semangat
untuk menjaga dan mempertahankan keutuhan NKRI.
MATAN dalam arah
pergerakan dan upaya mewujudkan tujuan organisasi yang tertuang dalam SOP
(Standar Operasional Prosedur) pasal 6 dan pasal 7 tentang visi dan misi, di
dasarkan pada konseptualisasi nilai-nilai yang ada dalam thoriqoh dan tasawuf.
Sedangkan nilai-nilai tersebut terkandung dalam lima hal, yang disebut sebagai
al-asas al-khomsah (Lima Asas Pokok). Kelima hal tersebut adalah;
1. Tafaqquh Fid din
2. Iltizamuth Thoat
3. Tazkitun Nafsi
4. Khifdul Aurad wal Adzkar
5. Khidmah lil Ummah
6. SULUK
Adalah metode
pengkaderan yang diterapkan di dalam organisasi sebagai media transfer ilmu,
informasi mengenai pergerakan MATAN, dan sebagai media tafhiim kepada para
sohib MATAN.
Sejarah Matan
Gagasan awal MATAN
bermula dari sebuah diskusi kecil pada sore hari sekitar pukul 15.30 – 17.00
WIB, tepatnya Ahad, tanggal 2 Agustus 2009 (11 Sya’ban 1430) di emperan dalam
(kediaman) Habib Luthfi bin Ali bin Yahya Pekalongan. Diskusi terjadi antara
Dr. H. Hamdani Mu’in, M.Ag dengan KH. Dimyati Rois (Mustasyar PBNU periode
2010-2015 dan Pengasuh PP Al-Fadlu Kaliwungu), bersama beberapa mahasiswa;
Abdul Rosyid, M. Mahfudz, Syariful Anam, Asep Syaiful Zulfikar, M. Ridlo,
Kholid Abdillah, Nurul Mu’amar, Dedi Rosadi, Ubaidillah dan Riyadli Muhlisin.
Saat itu mereka sedang
berdiskusi tentang keprihatinan terhadap fenomena radikalisme dan pragmatisme
di kalangan mahasiswa serta mewacanakan adanya pergerakan spiritualitas dan
intelektualitas di kalangan mahasiswa untuk merespon hal tersebut. KH. Dimyati
Rois atau Mbah Dimyati Rois panggilan akrabnya, sangat memberikan apresiasi dan
dukungan atas ide tersebut.
Peran Habib Luthfi bin
Yahya
Diskusi intensif pun
berlanjut bersama Habib Luthfi, Rais ‘Aam JATMAN, masih di kediaman beliau,
tepatnya pukul 21.00 – 22.30 WIB. Alhamdulillah, gagasan dan visi pergerakan
mahasiswa tersebut disambut beliau dengan penuh apresiatif. Bahkan setelah
mendengarkan deskripsi tentang fenomena pergerakan mahasiswa yang cenderung
radikal dan pragmatis, dengan spontan, Habib Luthfi mengatakan: “Kita dirikan
MATAN!”. Ditanya oleh Dr. Hamdani, “Apakah MATAN itu Bah?”, beliau menjawab,
“MATAN itu singkatan Mahasiswa Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah.”
Serentak para tamu yang
hadirpun, khususnya Dr. Hamdani cs mengamini dan mengucapkan rasa syukur dan
gembira atas direstuinya pembentukan sebuah organisasi pergerakan kepemudaan
dengan nama “MATAN”.
Tidak berhenti sampai
disitu, Habib Luthfi pun berharap besar dengan MATAN, hingga beliau
mengucapkan, “Saya ingin lahir mursyid-mursyid dari MATAN!” ucap Maulana Habib
Luhfi. Selanjutnya beliau memberikan arahan dan do’a kepada Dr. Hamdani cs agar
diberikan kekuatan oleh Allah Swt, beliau juga mengijazahkan ayat Kursi dan
menyarankan untuk berziarah ke makam Aulia.
Sebenarnya jauh sebelum
kelahiran MATAN, pada tahun 2000 Habib Luthfi sudah berkeinginan untuk
mengorganisir kalangan pemuda berthariqah, namun hal tersebut baru dapat
terealisasi pada periode ke 3 kepemimpinan beliau sebagai Rais Aam JATMAN,
tepatnya pada Muktamar ke XI di Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Untuk mendapat dukungan
dan doa dari para masyayikh, maka dilakukan sosialisasi MATAN melalui
sowan-sowan ke beberapa masyayikh NU, seperti ke KH. Sahal Mahfudz, KH.
Musthofa Bisri (Gus Mus), KH. Maemun Zubaer. Di samping itu, sosialisasi MATAN
pun dilakukan ke pejabat pemerintahan, seperti Menteri Pendidikan Nasional
(Mendiknas) Prof. Muhammad Nuh, Menteri Agama (Menag) H. M. Maftuh Basuni,
Menteri Kehutanan MS Ka’ban dan Pangdam IV Diponegoro.
Seiring waktu, atas
arahan dan masukan dari Habib Luthfi bin Yahya sebagai Rais Aam JATMAN
deklarasi MATAN akhirnya dilakukan bersamaan dengan Muktamar XI JATMAN di
Pondok Pesantren Al-Munawariyyah Bululawang, Malang, Jawa Timur pada tanggal 10
– 14 Januari 2012 M / 16 – 20 Shafar 1433 H. Muktamar XI mensepakati
lahirnya MATAN sebagai Badan Lajnah Mustaqilah dari JATMAN. Dan tepatnya pada
acara penutupan Muktamar XI tersebut, Rais ‘Aam JATMAN Habib Luthfi
mendeklarasikan MATAN.
Sumber: Buku SOP dan Juknis Mahasiswa Ahlith Thariqah Al Mu’tabarah An
Nahdliyyah (hal. 2-4),
Tidak ada komentar:
Posting Komentar